RAKYAT MERDEKA — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan alasan ulama Indonesia berkunjung ke Afghanistan. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran.
Pernyataan tersebut terungkap ketika Retno hadir di acara High-level Side Event: Global Solidarity with Afghan Women and Girls pada Selasa (19/9). Yang mana acara ini berlangsung di tengah-tengah sidang Majelis Ulama PBB ke-78 di New York.
“Baru-baru ini, ulama Indonesia menjadi bagian dari ulama OKI [Organisasi Kerja Sama Islam] yang berkunjung ke Afghanistan, dan semua upaya ini dilakukan Indonesia karena kita ingin melihat Afghanistan damai dan makmur,” ujar Retno ketika konferensi pers seletah pertemuan tersebut.
Akan tetapi, Retno sendiri tidak memberikan penjelasan kapan dan siapa saja ulama di Indonesia yang berkunjung ke negara Asia Selatan itu.
Retno juga mengugkapkan, bahwa Indonesia sangat aktif berkomunikasi dengan antar ulama termasuk ulama Afghanistan.
“Kita berbagi praktik-praktik terbaik kepada ulama-ulama Afghanistan tentang pendidikan inklusif bagi perempuan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Retno menututrkan, 80 persen anak perempuan usia sekolah tak bisa lagi menempuh pendidikan setelah Taliban menguasai Afghanistan.
Dia juga melanjutkan, bahwa perempuan di Afghanistan juga dilarang bekerja untuk PBB dan lembaga non-pemerintah internasional. Menurut Retno, situasi yang ada ini akan mempersulit pengiriman bantuan kemanusiaan.
Berdasarkan data Program Pembangunan PBB (UNDP) diperkirakan, pembatasan akses pekerjaan bagi perempuan menyebabkan Afghanistan harus kehilangan US$1 miliar dari PDB mereka atau sekitar 7 persen.